Akhlak Guru Terhadap Santri


meminta terhadap santri untuk senantiasa mengulangi hafalannya dan menguji hafakannya yang telah lalu seperti kaidah-kaidah yang dianggap sulit dan masalah-masalah konteporer. Tidak lupa hendaknya sang guru senantiasa memberikan informasi yang terkait dengan pokok-pokok bahasan atau dalil-dalil yang telah dipelajari. Apabila diantara mereka memberikan jawaban benar dan tidak takut atau grogi maka berterima kasilah dan pujilah dihadapan kawan-kawannya agar mereka tergugah semangatnya untuk mencari tambahan.

Begitu pula jika mereka beraspirasi dan tidak takut unjuk gigi dengan kemampuannya yang minim itu maka berilah semangat dengan memberikan iming-iming cita-cita yang tinggi atau kedudukan yang terkait dengan ilmu. Apalagi teguran itu bisa membuatnya semangat dan akhirnya dia bisa berterimakasih.

Hendaknya pula mengulangi materi-meteri yang terkait bahasannya agar siswa faham.

- apabila seorang murid melakukan sesuatu yang belum waktunya dan menghawatirkan maka dinasehati dengan lemah lembut dan ingatkan dengan hadits Nabi “sesungguhnya bagi tanaman itu taklah mengenal bumi yang gersang dan tidak ada permukaan yang tetap.” Agar tetap sabar dan semanagat. Apabila terkait indikasi yang membosankan atau indikasi lain maka perintahlah untuk istirahat dan mengurangi aktivitas. Jangan sekali-kali mengomando murid untuk mempelajari sesuatu yang dia belum cukup kepandaiannya atau umurnya. Atau memberikan rekomendasi tulisan yang mengacaukan fikirannya. Jika adaseseorang yang mengajak bermusyawarah kepadanya baik dari segi kefahaman / hafalan dalam bacaan fax / buku-buku maka jangan berkomentar sesuatu sehingga dia mencobanya dan mengetahuinya sendiri apabila dia tidak mampu pada akhirnya, maka komentarilah dengan sederhana terkait dengan bab yang dimaksud. Apabila dia sudah mampu memahami satu kitab dengan baik maka pindahkan kekitab lain yang sesuai dengan kemampuannya, apabila belum jangan dulu, itu semua karena memindahkan santri kepeda apa yang seharusnya dipindahkan atau menambah semangatnya sedangkan menunjukkan kekurangannya mengurangi semangatnya. Begitu pula tidaklah mungkin bagi santri terbagi pikirannya pada dua fak pelajaran atau lebih apabila belum menghafalnya. Tetapi mendahulukan yang terpenting secara berurutan. Apabila diketahui atau dianggap belum layak pada satu bidang maka intrupsikan untuk meninggalkannya dan pindah kelainnya yang bisa diharapkan kelayakannya.

- hendaklah sang guru tidak menampakkan menonjolnya pelajar dihadapan kawan-kawan lainnya dengan menunjukkan kasih akungnya perhatiannya padahal mereka sama sifat, umur / pengalaman ilmu agamanya kerana itu semua menyakitkan hati, akan tetapi jika diantara mereka ada yang semangat dan bertatakramalah lebih sopan maka tampakkanlah keseponanya dan terangkan kepada mereka bahwa dia memulyakannya karena sebab itu maka tidak apa-apa.karena itu bisa menumbuhkan dan menimbulkan sifat seperti itu begitu pula tidak boleh mendahulukan salah seorang murid dengan giliran yang lain dan mengahirkan yang lainnya kecuali bila ada masalahnya bisa menambah maslahah giliran itu, apabila bisa dimaklumi.

- hendaklah lemah lembut kepada para santri dan menyebutkan santri yang tidak hadir, dengan penuh perhatian, mengetahui nama-nama mereka, nasab, asal dan mendoakan mereka agar mereka senantiasa baik, mengawasi tingkah laku dan tatakramanya secara dhohir ataupun yang batin, jika diantara mereka tampak sesuatu yang tidak layak seperti melakukan sesuatu yang haram atau makruh, kerusakan, malas atau kurang sopan baik kepada guru atau orang lain, ataupun banyak membicarakan sesuatu yang tidak berfaidah, bergaul kepada seseorang yang tidak patut digauli maka hendakmya sang guru mencegahnya dihadapan yang menyebabkan itu dengan mengarahkannya dan tidak menyalahkannya. Apabila itu semua tidak dapat menyelesaikan masalah maka diperingatkan secara rahasia (tertutup) atau dihadapan dua orang tersebut. Namun apabila hal itu belum bisa menyelesaikan maka dinasehati dengan agak keras berupa kata-kata yang lebih merasuk dan menjelaskan dihadapan umum.dan apabila masih belum bisa, maka diusir hingga jera dan mau kembali apabila jika dia sampai takut sebagian kawan akrabnya yang akan memojokkannya.

- Seorang guru harus juga membiasakan mengucapkan salam berbicara yang baik, kasih akung, tolong menolong, berbakti dan bertakwa. Semua itu sebagaimana peran agama terhadap Allah, dan peran dunia tehadap hubungan manusia untuk menempurnakan dua kehidupan itu.

- Seorang guru berusaha untuk senantiasa memperbaiki murid-murid, dengan perhatiannya, membantunya dengan sekuat tenaga denangan orentasinya atau kemampuan hartanya tampa terpaksa. Karena Allah SWT senantiasa akan menolong hamba selam hamba itu mau menolong temannya. Dan barang siapa memenuhi kebutuhan kawannya, maka Allah SWT pun akan memenuhi semua kebutuhannya. Barang siapa membantu orang yang miskin, maka Allah akan memudahkan hisab / hitungannya dihari kiyamat, apalagi menolong orang yang menunutut ilmu.

- apabila pelajar tidak masuk lebih dari biasanya maka hendaknya ditanyai keadannya kepada kawan yang biasa bersamanya apabila tidak tahu maka mengutus kawannya atau datangilah sendiri, karena itulah yang lebih utama.

Apabila ternyata dia sakit maka hendaknya dia dijenguk, apabila dalam keadaan susah maka membantunya, apabila akan berpergian, maka perhatikanlah siapa yang menemaninya dan bertanya pada kawan itu dan menanyakan keperluannya dan mengizinkannya dengan iringan do’a. ketahuilah bahwa santri yang sholeh akan lebih disukai oleh ilmunya, oleh gurunya dunia akhirat. Dari pada orang kaya dan kerabat-kerabatnya/famili-familinya. Oleh karena itu ulama’-ulama’ salaf senantiasa bersungguh-sungguh mencari santri yang bagi manusia baik ketika hidup atau matinya. Walaupun hanya satu murid tetapi ilmunya bermanfaat, dan zuhud, perlakuannya baik dan tutur katanya baik, maka itu sudah cukup disis Allah. Karena satu ilmutak dapat berpindah kesatu orang keorang lain kecuali akan mendapatkan sebagaimana yang telah diterangkan oleh hadits shohih. Dari Nabi SAW : apabila anak adam meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara yaitu shodaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang selalu mendo’akannya. Ketiga pin diatas ada pada orang yang mengajarkan ilmu (guru).

Adapun shodaqoh, maka mempelajari ilmu adalah termasuk shodaqoh, tidaklah kau lihat sabda Nabi SAW tatkala dalam musholla sendirian “barang siapa bershodaqoh dengan ini (sholat) maka dia akan mendapatkan fadilah jama’ah, dan orang yang mengamalkan ilmu akan mendapatkan keutamaan ilmu, yang itu adalah lebih utama dari pada solat jama’ah, dan akan mendapatkan keutamaan dunia dan akhirat”. Adapun ilmu yang bermanfaat maka jelas karena guru, menebabkan semuanya itu kepada orang yang mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Adapun do’a anak yang sholeh (do’a yang baik) terbiasa diucapkan oleh orang yang ahli ilmu dan hadits senantiasa mendo’akan kepada gurunya.

- rendah hati dihadapan muridnya dan setiap anak didiknya selam dia yang menegakakan lagi, Allah dan mau menundukkan lambungnya dan lemah lembut. Allah berfirman kepada nabinya rendahkanlah lambungmu kepada orang miskinyang mengikutimu, Nabi juga bersabda sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku untuk senantiasa tawadhu’ tiada ketawaduan kecuali Allah yang mengangkatnya.

- bertutur kata kepada sitiap muridnya apalagi kepada murid senior dan memanggil dengan nama yang baik dan mengucapkan salam dan saran apabila bertemu dengannya dan memuliyakannya ketika mereka bertamu dan bertanya dengan lemah lembut tentang keadaannya dan orang-orang tentang dekat dengannya setelah menjawab salam, menemuinya dengan muka berseri-seri bahagia ramah dan penuh kasih akung dan melebihkan hal itu terhadap murid yang diharapkan kebahagiaannya. Itu semua dipahami dari wasiat Rosulullah SAW bersabda bahwa manusia mengikuti engkau sekalian dan banyak orang mendatangiku dari semua penjuru untuk mempelajari agama kita mereka mendatangiku maka titiplah pesan kepada mereka untuk senantiasa berbuat baik.