Al-Hikam Pasal 227

"ILMU LADUNNY"



٢٢٧ - ٭ الحَقاَئقُ تَرِدُ فِى حالِ التجَلِّى مُجْملة ًوَبَعْدَ الوَعِى يَكوُنُ البَيَان ُ،ةفَاِذاَ قَرأْناَهُ فاَتبِعْ قُرْاٰنهُ ثمَّ انَّ علينَا بيانهُ ٭

227. “Ilmu-ilmu hakikat yang diturunkan kedalam hati hamba-Nya, itu dalam keadaan Tajalli itu secara ringkas/singkat(yakni : secara singkat sja tidak terperinci). Dan apabila sudah menetap dalam hati hamba barulah jelas keterangannya, Alloh berfirman : (Hai Muhammad)Maka apabila kami bacakan (Al-qur’an lewat malaikat jibril), maka ikutilah bacaannya, kemudian kami yang akan menerangkannya (lewat lisanmu kepada umatmu).”

Yang dimaksud Hakikat dalam hikmah ini yaitu : ilmu Ladunny, yang Alloh berikan kepada hamba-Nya yang makrifat billah, yang datangnya ilmu itu langsung dari Alloh, tanpa lewat proses belajar seperti umumnya ilmu.

Maksud Tajalli, yaitu : Alloh memperlihatkan dirinya secara jelas dalam hati hamba-Nya(manifestasi keTuhanan). Dan ketika hakikat(ilmu Ladunny) itu sudah menetap dalam hati hamba barulah jelas keterangan (penjelasan dan perincian)nya, dan semua cocok dengan ilmu syari’at, baik dengan dalil Aqliyyah maupun dalil Naqliyyah.

Syeih Abu Bakar Al-Warroq berkata : ketika saya sedang berada dihutan bani Isra’il tiba-tiba tergeraklah dalam hatiku bahwa ilmu hakikat itu berlawanan dengan ilmu syari’at, mendadak terlihat olehku seorang yang berada dibawah pohon dengan menjerit dan memanggil : Hai Abu Bakar tiap-tiap hakikat yang bertentangan dengan syari’at itu kekufuran.