Al-Hikam Pasal 39
Nurut-Tawajjuh (Ibadah)
اِهْتـَدى الرَّاحِلُوْنَ بِأَنْوَارِ التـَّوَجُّهِ والواصِلوْنَ لهُمْ اَنوارُ الموَجَّهةِ ، فاَلاَوَّلُونَ لِلاََنْوَارِ وَهٰــءـولاَءِ الاَنوَارُ لهُمْ لاَنَّهُمْ للهِ لاَ لِشيءٍ دونَهُ قُلِ اللهُ ثـُمَّ ذ َرْهُمْ فى حَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ.
"Orang-orang salik [yang mengembara menuju kepada Alloh] telah mendapat hidayat dengan nur [cahaya] ibadah yang merupakan amalan untuk taqarrub [mendekat] kepada Alloh, sedang orang-orang yang telah sampai, mereka tertarik oleh nur yang langsung dari Tuhan bukan sebagai hasil ibadah, tetapi semata-mata karunia dan rahmat Alloh. Maka orang-orang salik menuju ke alam nur, sedangkan yang telah sampai berkecimpung di dalam nur, sebab orang yang telah sampai itu telah bersih dari segala sesuatu selain Alloh. Alloh berfirman: "Katakanlah: Alloh, kemudian biarkan yang lain-lain di dalam kesibukan mereka bermain-main."
Syarah
Hakikat tauhid itu bila telah tidak melihat pengaruh-pengaruh sesuatu selain Alloh, dan inilah yang bernama haqqul-yaqin, dan melihat, merasa adanya pengaruh dari suatu selain Alloh itu hanya permainan bekaka, dan itu bersifat penipuan atau munafik. Katakanlah: Alloh, yakni jangan menganggap ada sesuatu selain Alloh yang dapat engkau harap, engkau takuti dan berkuasa, sebab semua harapan kepada sesuatu selain Alloh adalah syirik, baik yang nampak ataupun yang samar-samar, besar ataupun kecil dalam pengertian syirik hampir tiada berbeda.