Al-Hikam Pasal 45

Bashiroh (Mata Hati)


شُعَاعُ الْبَصِيرَةِ يُشـْهِدُكَ قـُرْبَهُ مِنْكَ وَعَيْنُ الْبَصِيرَةِ يُشـْهِدُكَ عَدَمكَ لِوُجُودهِ وَحَق ُّ الْبَصِيرَةِ يُشـْهِدُكَ وُجُودَهُ لاَ عدَمكَ وَلاَ وُجُودَكَ

Sinar mata hati itu dapat memperlihatkan dekatnya Allah kepadamu. Dan matahati itu sendiri dapat memperlihatkan kepadamu ketiadaanmu karena wujud [adanya] Allah dan hakikat matahati itulah yang menunjukkan kepadamu, hanya adanya Allah, bukan ketiadaanmu ['adam] dan bukan pula wujudmu

Syarah

Salik dalam perjalanannya menuju Alloh akan ada Nur dari Alloh tiga macam :

1.Syu'aa 'ul-bashirah yaitu cahaya akal.

2.Ainul-bashirah yaitu cahaya ilmu. Dan

3. haqqul-bashirah yaitu cahaya Ilahi.

dan semua nur tersebut akan menimbulkan macam-macam buah dan faidah yang penting.

Maka orang-orang yang menggunakan akal mereka, masih merasa adanya dirinya dan dekatnya kepada Tuhan [yakni, Alloh selalu meliputi dan mengurung mereka]. Sedang orang-orang yang menggunakan nurul ilmi merasa dirinya tidak ada jika dibanding dengan adanya Alloh. Sedang ahli hakikat hanya melihat kepada Alloh dan tidak melihat apapun di samping-Nya. Bukannya mereka tidak melihat adanya alam sekitarnya, tetapi karena alam sekitarnya itu tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhajat kepada Alloh, maka adanya alam ini tidak menarik perhatian mereka, karena itu mereka menganggap bagaikan tidak ada.

Sebagian ulama ahli Thoriqoh berkata, “seorang hamba tidak akan mencapai hakikatnya tawadhu’ kecuali sudah bersinarnya hati dengan nur musyahadah. dan ketika hati sudah bersinar maka nafsunya akan lebur dan bisa menetapi kebenaran dan akhlak yang baik.