Al Anbiya Ayat 81-100

081. (Dan) telah Kami tundukkan (untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya) dan pada ayat yang lain disebutkan Rukha-an, artinya angin yang sangat kencang dan pelan tiupannya, kesemuanya itu sesuai dengan kehendak Nabi Sulaiman (yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya) yakni negeri Syam. (Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu) antara lain ilmu Allah yang telah diberikan kepada Sulaiman itu akan mendorongnya tunduk patuh kepada Rabbnya. Allah melakukan hal itu sesuai dengan ilmu-Nya yang maha mengetahui segala sesuatu.

082. (Dan) telah Kami tundukkan pula kepadanya (segolongan setan-setan yang menyelam untuknya) mereka menyelam ke dalam laut, lalu mereka mengeluarkan batu-batu permata dari dalamnya untuk Nabi Sulaiman (dan mereka mengerjakan pekerjaan selain daripada itu) selain menyelam, yaitu seperti membangun bangunan dan pekerjaan-pekerjaan berat lainnya (dan adalah Kami memelihara mereka) supaya mereka jangan merusak lagi pekerjaan-pekerjaan yang telah mereka perbuat. Karena watak setan itu bilamana selesai dari suatu pekerjaan sebelum malam tiba, mereka merusaknya kembali, jika mereka tidak disuruh mengerjakan pekerjaan yang lain.

083. (Dan) ingatlah kisah (Ayub,) kemudian dijelaskan oleh Badalnya, yaitu (ketika ia menyeru Rabbnya) pada saat itu dia mendapat cobaan dari-Nya; semua harta bendanya lenyap dan semua anak-anaknya mati serta badannya sendiri tercabik-cabik oleh penyakit, semua orang menjauhinya kecuali istrinya. Hal ini dialaminya selama tiga belas tahun, ada yang mengatakan tujuh belas tahun dan ada pula yang mengatakan delapan belas tahun. Selama itu penghidupan Nabi Ayub sangat sulit dan sengsara ("Sesungguhnya aku) asal kata Annii adalah Bi-ann (telah ditimpa kemudaratan) yakni hidup sengsara (dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang").

084. (Maka Kami pun memperkenankan seruannya) doanya (lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya) yakni semua anak-anaknya baik yang laki-laki maupun yang perempuan, dengan cara menghidupkan mereka kembali. Jumlah anaknya ada tiga atau tujuh orang (dan Kami lipat gandakan bilangan mereka) bilangan anak-anaknya yang dilahirkan dari istrinya dan istrinya pun dimudakan-Nya. Nabi Ayub mempunyai dua buah lumbung; yang satu untuk tempat gandum dan yang satu lagi untuk tempat jewawut. Kemudian Allah mengirimkan dua kelompok awan; yang satu menurunkan hujan emas pada lumbung tempat gandum dan yang satunya lagi menurunkan hujan perak pada lumbung tempat jewawut, sehingga kedua lumbung itu penuh dengan emas dan perak (sebagai suatu rahmat) lafal Rahmatan ini menjadi Maf'ul Lah (dari sisi Kami) lafal Min 'Indinaa ini berkedudukan menjadi kata sifat (dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah) supaya mereka bersabar, yang karenanya mereka akan mendapatkan pahala.

085. (Dan) ingatlah kisah (Ismail, Idris dan Zulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar) di dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan menjauhi kedurhakaan kepada-Nya.

086. (Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami) yakni kenabian. (Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh) orang-orang yang mensyukuri rahmat Kami. Dinamakan Zulkifli karena ia telah menyanggupi akan melakukan puasa di siang hari dan beribadah pada malam harinya, serta ia berjanji akan memutuskan peradilan di antara orang-orang dan tidak akan marah. Kemudian ternyata ia memenuhi apa yang telah dijanjikannya itu. Menurut suatu pendapat dikatakan bahwa ia bukan seorang nabi, akan tetapi hanya orang saleh atau wali Allah saja.

087. (Dan) ingatlah kisah (Dzun Nun) yaitu orang yang mempunyai ikan yang besar, dia adalah Nabi Yunus bin Mataa. Kemudian dijelaskan kalimat Dzun Nun ini oleh Badalnya pada ayat selanjutnya, yaitu (ketika ia pergi dalam keadaan marah) terhadap kaumnya, disebabkan perlakuan kaumnya yang menyakitkan dirinya, sedangkan Nabi Yunus belum mendapat izin dari Allah untuk pergi (lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mampu untuk menjangkaunya) menghukumnya sesuai dengan apa yang telah Kami pastikan baginya, yaitu menahannya di dalam perut ikan paus, atau menyulitkan dirinya disebabkan hal tersebut (maka ia menyeru dalam tempat yang gelap gulita) gelapnya malam dan gelapnya laut serta gelapnya suasana dalam perut ikan paus ("bahwa) asal kata An adalah Bi-an, artinya, bahwasanya (tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim") karena pergi dari kaumku tanpa seizin Allah.

088. (Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan) disebabkan kalimat-kalimat tersebut. (Dan demikianlah) sebagaimana Kami menyelamatkan dia (Kami selamatkan orang-orang yang beriman) daripada malapetaka yang menimpa mereka, jika mereka meminta tolong kepada Kami seraya berdoa.

089. (Dan) ingatlah kisah (Zakaria) kemudian dijelaskan oleh Badalnya pada ayat selanjutnya (tatkala ia menyeru Rabbnya) melalui doanya yang mengatakan, ("Ya Rabbku! Janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri) tanpa anak yang kelak akan mewarisiku (dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik") yang tetap abadi sesudah semua makhluk-Mu musnah.

090. (Maka Kami memperkenankan doanya) yakni seruannya itu (dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya) sebagai anaknya (dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung) sehingga dapat melahirkan anak, padahal sebelumnya ia mandul. (Sesungguhnya mereka) para Nabi yang telah disebutkan tadi (adalah orang-orang yang selalu bersegera) mereka selalu bergegas-gegas (di dalam kebaikan-kebaikan) mengerjakan amal-amal ketaatan (dan mereka berdoa kepada Kami dengan mengharapkan) rahmat Kami (dan takut) kepada azab Kami. (Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami) yakni merendahkan diri dan patuh di dalam beribadah.

091. (Dan) ingatlah kisah Maryam (yang telah memelihara kehormatannya) ia memeliharanya supaya tidak dinodai (lalu Kami tiupkan ke dalam tubuhnya roh dari Kami) malaikat Jibril; dialah yang meniup ke dalam baju kurungnya, lalu Maryam mengandung Isa (dan Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda yang besar bagi semesta alam) yakni manusia, jin dan malaikat, karena ia dapat mengandung tanpa lelaki.

092. (Sesungguhnya ini) agama Islam atau agama tauhid ini (adalah agama kalian) hai orang-orang yang diajak berbicara. Maksudnya, kalian wajib memeluknya (agama yang satu) lafal ayat ini berkedudukan menjadi Hal yang bersifat tetap (dan Aku adalah Rabb kalian, maka sembahlah Aku) tauhidkan atau esakanlah Aku.

093. (Dan mereka telah memotong-motong) sebagian daripada orang-orang yang diajak bicara itu (urusan agama mereka di antara mereka) yakni mereka memecah belah perkara agama mereka; sebagian dari mereka bertentangan dengan sebagian yang lain di dalam masalah agama. Mereka adalah sekte-sekte dari agama Yahudi dan Nasrani. Lalu Allah berfirman, ("Kepada Kamilah masing-masing golongan itu akan kembali) kemudian Kami akan membalas amal perbuatan mereka.

094. (Maka barang siapa mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran) tidak diingkari (terhadap amalannya dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya) Kami perintahkan Malaikat-malaikat penulis amal untuk menuliskannya, kemudian akan Kami balas amal perbuatan itu.

095. (Sungguh tidak mungkin atas suatu negeri yang telah Kami binasakan) yang dimaksud adalah penduduknya (bahwa mereka) huruf La di sini Zaidah yakni tidak ada maknanya (akan kembali) maksudnya mereka tidak mungkin akan dapat hidup kembali ke dunia.

096. (Hingga) lafal Hattaa ini menunjukkan batas waktu bagi terlarangnya mereka untuk dapat hidup kembali (apabila dibukakan) dapat dibaca Futihat dan Futtihat (Yakjuj dan Makjuj) dapat dibaca Yakjuj wa Makjuj dan Yajuj wa Majuj, keduanya adalah nama bagi dua kabilah 'Ajam. Sebelum kalimat ini diperkirakan adanya Mudhaf, maksudnya tembok yang mengurung Yakjuj dan Makjuj; hal itu akan terjadi bila hari kiamat sudah dekat (dan mereka dari seluruh tempat-tempat yang tinggi) yakni dataran-dataran tinggi (turun dengan cepatnya) artinya, mereka turun dengan sangat cepat.

097. (Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar) yakni hari kiamat (maka tiba-tiba) kisah kenyataannya (terbelalaklah mata orang-orang yang kafir) pada hari tersebut disebabkan sangat ngeri melihatnya, seraya mengatakan, ("Aduhai") ya di sini menunjukkan makna penyesalan (celakalah kami) binasalah kami (sesungguhnya kami) sewaktu hidup di dunia (adalah dalam kelalaian tentang ini) tentang hari kiamat (bahkan kami adalah orang-orang yang zalim) yakni menganiaya diri kami sendiri, disebabkan kami mendustakan para Rasul.

098. (Sesungguhnya kalian) hai penduduk Mekah (dan apa yang kalian sembah selain Allah) yaitu berhala-berhala (adalah makanan Jahanam) maksudnya sebagai bahan bakar (kalian pasti masuk ke dalamnya) pasti memasukinya.

099. (Andaikata mereka itu) yakni berhala-berhala itu (adalah tuhan-tuhan) sebagaimana sangkaan kalian (tentulah mereka tidak masuk neraka) mereka tidak akan memasukinya. (Dan semuanya) yakni orang-orang yang menyembah berhala bersama berhala-berhala sesembahan mereka (akal kekal di dalamnya).



100. (Mereka) yakni keadaan para penyembah berhala itu (merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak dapat mendengar) sesuatu pun karena gemuruhnya api Jahanam yang sangat kuat. Ayat ini diturunkan sewaktu Ibnu Zaba'ri mengatakan, bahwa penyembah Uzair, Al Masih dan para Malaikat, mereka semuanya dimasukkan ke dalam neraka, sebagaimana kisah yang telah disebutkan tadi.