Al-A'raaf (Ayat 141-160)




141. (Dan) ingatlah kamu (ketika Kami menyelamatkan kamu) dan menurut suatu qiraat dibaca anjaakum (dari Firaun dan kaumnya yang mengazab kamu) mereka menyiksa dan menganiaya kamu (dengan azab yang sangat jahat) yakni siksaan/azab yang paling keras, yaitu dalam bentuk (yaitu mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup) tidak membunuh (wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu) penyelamatan dan siksaan (cobaan) pemberian nikmat dan ujian (dari Tuhanmu, yaitu cobaan yang besar) maka apakah kamu tidak mau mengambil pelajaran darinya sehingga kamu berhenti dari apa yang kamu katakan itu.

142. (Dan telah Kami janjikan) dengan memakai alif dan tidak memakainya (kepada Musa sesudah berlalu waktu tiga puluh malam) di mana Kami akan berbicara kepadanya seusai masa tersebut agar ia berpuasa terlebih dahulu; masa itu adalah bulan Zulkaidah kemudian Musa berpuasa dan tatkala ia selesai, bau mulutnya masih kurang enak. Akhirnya Musa bersiwak dan Allah swt. memerintahkannya agar melakukan puasa sepuluh hari lagi agar ia dapat berbicara dengan-Nya melalui mulutnya; hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah swt. (dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi) yakni dari bulan Zulhijah (maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya) yaitu waktu yang telah dijanjikan oleh-Nya untuk berbicara dengan-Nya (empat puluh) menjadi hal (malam) menjadi tamyiz. (Dan berkata Musa kepada saudaranya, yaitu Harun) di kala hendak pergi ke bukit untuk bermunajat ("Gantikanlah aku) maksudnya jadilah engkau sebagai penggantiku (dalam memimpin kaumku dan perbaikilah") perkara mereka (dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan) dengan menyetujui mereka berbuat kemaksiatan.

143. (Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang telah Kami tentukan) waktu yang telah Kami janjikan kepadanya akan berbicara dengannya pada waktu itu (dan Tuhan telah berfirman kepadanya) tanpa perantara dengan pembicaraan yang dapat Musa dengar dari segala penjuru (berkatalah Musa, "Ya Tuhanku! Tampakkanlah kepadaku) diri Engkau (agar aku dapat melihat-Mu." Tuhan berfirman, "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku) artinya kamu tidak akan mampu melihat-Ku; bila hal itu diungkapkan bukan dengan memakai huruf lan , maka pengertiannya berarti melihat Tuhan itu mungkin dapat dilakukan (tetapi lihatlah kepada bukit itu) yang bangunannya lebih kuat daripada dirimu (maka jika ia tetap) tegak seperti sediakala (pada tempatnya, niscaya kamu dapat melihat-Ku") engkau dapat melihat-Ku dan jika tidak, maka niscaya kamu tidak akan kuat (Tatkala Tuhannya tampak) yakni sebagian dari nur-Nya yang hanya sebesar setengah jari manis, demikianlah menurut penjelasan dari hadis yang telah diriwayatkan oleh Al-Hakim (bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh) dengan dibaca qashr atau pendek dan panjang, yakni gunung itu menjadi lebur rata dengan tanah (dan Musa jatuh pingsan) tak sadarkan diri karena sangat terkejut melihat apa yang ia saksikan (Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, "Maha Suci Engkau) dengan memahasucikan Engkau (aku bertobat kepada Engkau) dari permintaan yang aku tidak diperintahkan mengemukakannya (dan aku orang yang pertama-tama beriman") pada zamanku ini.

144. (Allah berfirman,) Maha Tinggi Allah ("Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih melebihkan kamu) yakni Aku memilihmu (dari manusia) yang hidup di masamu (untuk membawa risalah-Ku) dengan memakai jamak dan mufrad/tunggal (dan untuk berbicara langsung dengan-Ku) Aku berbicara kepadamu secara langsung (sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu) berupa keutamaan (dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur") atas nikmat-nikmat-Ku.

145. (Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada lempengan-lempengan) lempengan-lempengan kitab Taurat yang terdiri dari dedaunan surga, atau dari zabarjad atau dari tujuh jenis atau sepuluh jenis zamrud (segala sesuatu) yang diperlukan di dalam menyampaikan agama (sebagai pelajaran dan penjelasan) keterangan (bagi segala sesuatu) menjadi badal dari jar dan majrur sebelumnya. (Maka berpeganglah kepadanya) sebelumnya terdapat kalimat Kami berfirman yang ditakdirkan/yang diperkirakan keberadaannya (dengan teguh) dengan sungguh-sungguh dan dengan segala kemampuan (dan suruhlah kaummu berpegang kepadanya dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik) yakni Firaun beserta para pengikutnya, yaitu negeri Mesir, supaya kamu mengambil pelajaran darinya.

146. (Aku akan memalingkan dari ayat-ayat-Ku) dari bukti-bukti yang menunjukkan kekuasaan-Ku, yaitu berupa hasil-hasil ciptaan-Ku dan lain-lainnya (orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar) yaitu Aku akan menjadikan mereka terhina sehingga tidak lagi mereka berlaku sombong di muka bumi (jika mereka melihat tiap-tiap ayat-Ku, mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan) yakni titian (yang membawa kepada petunjuk) hidayah yang datang dari sisi Tuhan (mereka tidak mau menjalankannya sebagai jalan hidup) yang mereka tempuh (tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan) jalan yang salah (mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu) berpalingnya mereka itu (adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya) contoh mengenai mereka telah disebutkan.

147. (Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat) dimaksud mengenai hari berbangkit dan lain-lainnya (sia-sialah) artinya batillah (perbuatan mereka) yaitu perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan sewaktu hidup di alam dunia, berupa amal-amal kebaikan seperti silaturahmi dan sedekah, maka mereka tidak lagi mendapat pahalanya karena persyaratannya sudah tidak memenuhi lagi (Tidak) (mereka itu mendapat balasan kecuali) hanya balasan (apa yang telah mereka kerjakan) yakni perbuatan mendustakan ayat-ayat Kami dan perbuatan-perbuatan maksiat.

148. (Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa, mereka membuat) setelah pergi meninggalkan mereka untuk bermunajat (dari perhiasan mereka) yang telah mereka pinjam dari kaumnya Firaun dengan alasan untuk perkawinan (berhala) yang kemudian dipuja-puja oleh mereka (anak lembu) Samirilah yang mencetaknya berdasarkan permintaan mereka (yang bertubuh) sebagai ganti dari daging dan darah (dan bersuara) artinya suara yang dapat didengar; dan dapat bergerak sebab Samiri menaruh debu di mulutnya dari bekas teracak kuda malaikat Jibril, sebagai pengaruhnya berhala itu dapat hidup. Maf'ul dari lafal ittakhadza dibuang yang asalnya ialah lafal ilaahan, yakni sebagai tuhan. (Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat pula menunjukkan jalan kepada mereka?) lalu mengapa mereka menganggapnya sebagai tuhan mereka (Mereka menjadikannya) sebagai sesembahan (dan mereka adalah orang-orang yang lalim) disebabkan mengambilnya sebagai sesembahan.

149. (Dan setelah mereka menyesali perbuatannya) mereka menyesal mengambil sebagai sesembahan mereka (dan mereka melihat) mereka mengetahui (bahwa mereka telah sesat) oleh sebab perbuatan itu; penyesalan itu datang setelah Musa kembali kepada mereka (mereka pun berkata, "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami) dengan memakai ya dan ta pada kedua fi'ilnya (pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi.").

150. (Dan tatkala Musa kembali kepada kaumnya dalam keadaan marah) oleh sebab perbuatan mereka (dan sedih hati) yakni amat bersedih hati (berkatalah dia,) kepada mereka ("Alangkah buruknya perbuatan) teramat jelek perbuatan (yang kamu kerjakan) dalam hal ini (sesudah kepergianku!) dimaksud pekerjaanmu ini di mana kamu berlaku musyrik. (Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu?" Dan Musa pun melemparkan lempengan-lempengan) yaitu lempengan-lempengan Kitab Taurat karena marah kepada kaumnya, sehingga lempengan-lempengan itu pecah (dan ia memegang rambut kepala saudaranya) dengan tangan kanannya dan jenggotnya dengan tangan kirinya (sambil menariknya ke arahnya) saking marahnya (Harun berkata,) "Hai (anak ibuku!) dengan mim dikasrahkan dan difathahkan, yang dimaksud adalah ummi, penyebutan dengan kata-kata ini untuk lebih menimbulkan rasa sayang ke dalam hati Musa (Sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka) hampir saja (membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan gembira) membuat girang (musuh-musuh melihatku) karena kamu menghinakan diriku (dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang lalim.") sebagaimana engkau memperlakukan orang yang benar-benar menyembah anak sapi.

151. (Musa berdoa, "Ya Tuhanku! Ampunilah aku) atas apa yang telah kuperbuat terhadap saudaraku (dan saudaraku) Musa menyertakan saudaranya dalam doa demi untuk membuatnya rela atas apa yang telah ia lakukan kepadanya dan sekaligus untuk menolak agar musuh jangan girang melihat sikapnya terhadap saudaranya itu (dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.") Allah berfirman,

152. ("Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu) sebagai sesembahan (kelak akan menimpa mereka kemurkaan) yakni azab (dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia) maka mereka dihukum dengan perintah agar mereka membunuh diri mereka sendiri dan kehinaan akan selalu menimpa mereka sampai hari kiamat nanti. (Demikianlah) seperti apa yang telah Kami balaskan kepada mereka (Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan) terhadap Allah dengan melakukan perbuatan syirik dan lain-lainnya.

153. (Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan; kemudian bertobat) kembali tidak melakukannya (sesudah itu dan beriman) terhadap Allah (sesungguhnya Tuhan kamu sesudahnya) sesudah tobat (adalah Maha Pengampun) kepada mereka (lagi Maha Penyayang").

154. (Sesudah mereda) telah tenang (amarah Musa, lalu diambilnya kembali lempengan-lempengan itu) yang telah ia banting itu (dan dalam tulisannya) apa yang tertulis di dalam lempengan kitab Taurat itu (terdapat petunjuk) dari kesesatan (dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya) mereka takut kepada-Nya; huruf lam dimasukkan ke dalam maf'ul mengingat tempatnya yang didahulukan.

155. (Dan Musa memilih dari kaumnya) dimaksud sebagian dari kaumnya (sebanyak tujuh puluh orang lelaki) dari kalangan orang-orang yang tidak ikut menyembah anak sapi, ia lakukan hal itu berdasarkan perintah dari Allah swt. (untuk memenuhi waktu yang telah Kami tentukan) waktu yang telah Kami janjikan, agar mereka datang tepat pada waktunya, untuk memohon ampunan dari penyembahan terhadap anak sapi yang telah dilakukan oleh teman-teman mereka. Kemudian Musa keluar bersama mereka. (Maka ketika mereka diguncang gempa bumi) yaitu gempa yang dahsyat. Ibnu Abbas mengatakan, "Sebab mereka tidak melarang kaumnya tatkala menyembah anak sapi itu," selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan lagi, "Mereka adalah selain dari orang-orang yang meminta agar dapat melihat Tuhan yang kemudian ditimpa azab berupa sha`iqah" (Ia berkata,) yakni Musa ("Ya Tuhanku! Kalau Engkau kehendaki tentulah Engkau membinasakan sebelum ini) sebelum aku keluar bersama mereka; maksud Musa untuk menentukan nasib kaum Bani Israel sehubungan dengan peristiwa penyembahan anak sapi itu, agar jika mereka terkena azab tidak menuduhku sebagai penyebabnya (dan aku. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami?) Istifham bermakna isti`thaf, memohon belas kasihan, yakni janganlah Engkau menyiksa kami oleh sebab dosa yang dilakukan oleh selain kami. (Tidak lain) (itu) fitnah yang dilakukan oleh orang-orang yang akalnya kurang (kecuali hanyalah fitnah dari Engkau) dimaksud cobaan dari Engkau (Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki) kesesatannya (dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki) kehidayahannya. (Engkaulah yang memimpin kami) yang menguasai perkara-perkara kami (maka ampunilah kami, dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya.")

156. (Dan tetapkanlah) pastikanlah (untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat) kebaikan (sesungguhnya kami kembali pada jalan hidayah) maksudnya kami telah bertobat (kepada-Mu. Allah berfirman,) Maha Tinggi Allah ("Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki) Aku ingin menyiksanya (dan rahmat-Ku meliputi) menyeluruh (segala sesuatu) yang ada di dunia (Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku) di akhirat kelak (untuk orang-orang yang bertakwa yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.")

157. (Yaitu orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi) yaitu Nabi Muhammad saw. (yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka) lengkap dengan nama dan ciri-cirinya (yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik) dari apa yang sebelumnya diharamkan oleh syariat mereka (dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk) yaitu bangkai dan lain-lainnya (dan membuang dari mereka beban-beban) maksud tanggungan mereka (dan belenggu-belenggu) hal-hal yang berat (yang ada pada mereka) seperti bertobat dengan jalan membunuh diri dan memotong apa yang terkena oleh najis. (Maka orang-orang yang beriman kepadanya) dari kalangan mereka (memuliakannya) yaitu menghormatinya (menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya) yakni Alquran (mereka itulah orang-orang yang beruntung).

158. (Katakanlah,) pembicaraan ini ditujukan kepada Nabi saw. ("Hai manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan selain Dia; yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya) yakni Alquran (dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.") artinya kamu akan mendapat bimbingan hidayah.

159. (Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat) suatu jemaah (yang memberi petunjuk) kepada manusia (dengan hak dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan) di dalam memberikan keputusan hukum.

160. (Dan Kami bagi mereka) Kami pecahkan kaum Bani Israel (menjadi dua belas) sebagai hal (suku-suku) menjadi badal dari yang sebelumnya, yaitu kabilah-kabilah (yang masing-masingnya berjumlah besar) menjadi badal dari yang sebelumnya (dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya,) di tengah padang sahara ("Pukullah batu itu dengan tongkatmu!") kemudian Musa memukulkannya (maka memancarlah) maksudnya tersemburlah (daripadanya dua belas mata air) sesuai dengan bilangan kabilah (Sesungguhnya tiap-tiap suku telah mengetahui) setiap suku dari kalangan mereka (tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka) di padang pasir tempat mereka berada guna melindungi mereka dari panasnya matahari (dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa) keduanya adalah taranjabin, makanan manis seperti madu, dan sebangsa burung puyuh dengan ditakhfifkan mimnya dan dibaca pendek. Dan Kami berfirman kepada mereka, ("Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu." Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri).