Yasin Ayat 21-40

{ اتبعوا } تأكيد للأول { من لا يسألكم أجرا } على رسالته { وهم مهتدون } فقيل له : أنت على دينهم
21. (Ikutilah) lafal ayat ini mengukuhkan makna lafal yang sama pada ayat sebelumnya (orang yang tiada minta balasan kepada kalian) atas misi risalah yang disampaikannya itu (dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk) lalu dikatakan kepadanya, "Kamu seagama dengan mereka."

فقال { وما لي لا أعبد الذي فطرني } خلقني أي لا مانع لي من عبادته الموجود مقتضيها وأنتم كذلك { وإليه ترجعون } بعد الموت فيجازيكم بكفركم
22. Lalu laki-laki itu berkata, ("Mengapa aku tidak menyembah -Tuhan- yang telah menciptakan aku) yang telah menjadikan aku. Maksudnya, tidak ada yang mencegahku untuk menyembah-Nya, karena ada bukti-buktinya yang jelas, seharusnya kalian menyembah Dia (dan hanya kepada-Nya kalian semua akan dikembalikan?) sesudah mati, kemudian Dia akan membalas kekafiran kalian itu.

{ أأتخذ } في الهمزتين منه ما تقدم في أأندرتهم وهو استفهام بمعنى النفي { من دونه } أي غيره { آلهة } أصناما { إن يردن الرحمن بضر لا تغن عني شفاعتهم } التي زعمتموها { شيئا ولا ينقذون } صفة آلهة
23. (Mengapa aku akan menjadikan) Istifham atau kata tanya di sini mengandung arti kalimat negatif; dan lafal ayat ini sama dengan lafal A-andzartahum tadi, yaitu dapat dibaca Tahqiq dan Tashil (selain Allah) yakni selain-Nya (sebagai tuhan-tuhan -yang disembah-) maksudnya berhala-berhala (jika Allah Yang Maha Pemurah menghendaki kemudaratan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikit pun bagi diriku) seperti yang kalian dugakan itu (dan mereka tidak -pula- dapat menyelamatkanku) lafal ayat ini menjadi sifat bagi lafal Aalihatan.

{ إني إذا } أي إن عبدت غير الله { لفي ضلال مبين } بين
24. (Sesungguhnya aku kalau begitu) seandainya aku menyembah selain Allah (berada dalam kesesatan yang nyata) benar-benar sesat.

{ إني آمنت بربكم فاسمعون } أي اسمعوا قولي فرجموه فمات
25. (Sesungguhnya aku telah beriman kepada Rabb kalian, maka dengarkanlah pengakuan keimananku.") dengarkanlah perkataanku ini. Lalu mereka merajamnya hingga mati.

{ قيل } له عند موته { ادخل الجنة } وقيل دخلها حيا { قال يا } حرف تنبيه { ليت قومي يعلمون }
26. (Dikatakan) kepadanya sesudah ia mati, ("Masuklah ke surga") menurut suatu pendapat dikatakan, bahwa Habib An Najjar itu masuk ke dalam surga dalam keadaan hidup. (Ia berkata, "Aduhai!) huruf Ya di sini menunjukkan makna tanbih atau penyesalan (sekiranya kaumku mengetahui.)

{ بما غفر لي ربي } بغفرانه { وجعلني من المكرمين }
27. (Apa yang menyebabkan Rabbku memberi ampun kepadaku) yakni penyebab Allah memberikan ampunan kepadanya (dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.")

28. (Dan tiadalah) Maa bermakna Nafi (Kami turunkan kepada kaumnya) kaum Habib An Najjar (setelah dia meninggal) sesudah Habib mati karena dirajam oleh mereka (suatu pasukan pun dari langit) yaitu malaikat-malaikat untuk membinasakan mereka (dan tidak layak Kami menurunkannya) menurunkan Malaikat untuk membinasakan seseorang.

{ إن } ما { كانت } عقوبتهم { إلا صيحة واحدة } صاح بهم جبريل { فإذا هم خامدون } ساكنون ميتون
29. (Tidak ada siksaan) yakni hukuman atas mereka (melainkan satu teriakan saja) malaikat Jibril berteriak keras kepada mereka (maka tiba-tiba mereka semuanya mati) tak bergerak lagi, mati semuanya.

{ يا حسرة على العباد } هؤلاء ونحوهم ممن كذبوا الرسل فأهلكوا وهي شدة التألم ونداؤها مجاز أي هذا أوانك فاحضري { ما يأتيهم من رسول إلا كانوا به يستهزئون } مسوق لبيان سببها لإشتماله على استهزائهم المؤدي إلى اهلاكهم المسبب عنه الحسرة
30. (Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu) terhadap mereka dan orang-orang yang seperti mereka, yaitu orang-orang yang mendustakan rasul-rasul, karena akhirnya mereka dibinasakan. Yang dimaksud dengan penyesalan di sini adalah perasaan sakit yang amat sangat akibat suara malaikat Jibril. Kata Nida atau kata seru pada lafal Yaa hasratan hanyalah merupakan kata kiasan, maknanya sudah saatnya bagimu, maka menghadaplah kamu (tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya) ungkapan-ungkapan ini untuk menjelaskan penyebab dari penyesalan tadi. Di dalamnya terkandung pengertian ejekan mereka yang menyebabkan diri mereka binasa, setelah itu mereka menyesal karenanya.

{ ألم يروا } أي أهل مكة القائلون للنبي { لست مرسلا } والإستفهام للتقرير : أي عملوا { كم } خبرية بمعنى كثيرا معمولة لها بعدها معلقة لما قبلها عن العمل والمعنى إنا { أهلكنا قبلهم } كثيرا { من القرون } الأمم { أنهم } أي المهلكين { إليهم } أي المكذبين { لا يرجعون } أفلا يعتبرون بهم وأنه الخ : بدل مما قبله برعاية المعنى المذكور
31. (Tidakkah mereka mengetahui) yakni penduduk Mekah yang mengatakan kepada Nabi sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Kamu bukan seorang yang dijadikan rasul." (Q.S. Ar-Ra'd, 43.) Istifham atau kata tanya pada ayat ini mengandung makna Taqrir yakni ketahuilah oleh kalian (berapa banyak) lafal Kam mengandung makna kalimat berita, yakni banyak sekali; maknanya, sesungguhnya Kami (telah Kami binasakan sebelum mereka) amatlah banyak (umat-umat) bangsa-bangsa. (Bahwasanya mereka itu) orang-orang yang telah Kami binasakan (kepada mereka) yaitu orang-orang yang mendustakan Nabi  (tiada kembali) apakah mereka tidak mengambil pelajaran darinya. Lafal Annahum dan seterusnya berkedudukan menjadi Badal dari kalimat sebelumnya, dengan memelihara makna yang telah disebutkan.

{ وإن } نافية أو مخففة { كل } أي كل الخلائق مبتدأ { لما } بالتشديد بمعنى إلا أو بالتخفيف فاللام فارقة وما مزيدة { جميع } خبر المبتدأ أي مجموعون { لدينا } عندنا في الموقف بعد بعثهم { محضرون } للحساب خبر ثان
32. (Dan tiadalah) bila dianggap sebagai In Nafiyah. Sesungguhnya, bila dianggap sebagai In Mukhaffafah dari Inna (masing-masing) dari semua makhluk, Kullun berkedudukan menjadi Mubtada (melainkan) apabila dibaca Tasydid artinya sama dengan lafal illa. Jika dibaca Takhfif yaitu menjadi Lamaa, maka huruf Lamnya adalah Lam Fariqah dan huruf Ma-nya adalah Zaidah (dikumpulkan) menjadi Khabar dari Mubtada, yakni dihimpunkan (kepada Kami kembali) untuk menjalani penghisaban; lafal ayat ini menjadi Khabar kedua

{ وآية لهم } على البعث خبر مقدم { الأرض الميتة } بالتخفيف والتشديد { أحييناها } بالماء مبتدأ { وأخرجنا منها حبا } كالحنطة { فمنه يأكلون }
33. (Dan suatu tanda bagi mereka) yang menunjukkan bahwa mereka akan dibangkitkan kembali, lafal ayat ini berkedudukan menjadi Khabar Muqaddam (adalah bumi yang mati) dapat dibaca Al Maytati atau Al Mayyitati (Kami hidupkan bumi itu) dengan air, menjadi Mubtada Muakhkhar (dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian) seperti gandum (maka daripadanya mereka makan.)

{ وجعلنا فيها جنات } بساتين { من نخيل وأعناب وفجرنا فيها من العيون } أي بعضها
34. (Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun) ladang-ladang (kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air) dari sebagian kebun-kebun itu.

{ ليأكلوا من ثمره } بفتحتين وضمتين أي ثمر المذكور من النخيل وغيره { وما عملته أيديهم } أي لم تعمل الثمر { أفلا يشكرون } أنعمه تعالى عليهم
35. (Supaya mereka dapat makan dari buahnya) dapat dibaca Tsamarihi atau Tsumurihi, yakni buah pohon yang telah disebutkan tadi, yaitu buah kurma dan buah-buah lainnya (dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka) bukan dari hasil buah-buahan. (Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?) atas nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka.

{ سبحان الذي خلق الأزواج } الأصناف { كلها مما تنبت الأرض } من الحبوب وغيرها { ومن أنفسهم } من الذكور والإناث { ومما لا يعلمون } من المخلوقات العجيبة الغريبة
36. (Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan) yang berjenis-jenis (semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi) berupa biji-bijian dan lain-lainnya (dan dari diri mereka) yaitu jenis pria dan wanita (maupun dari apa yang tidak mereka ketahui) yaitu makhluk-makhluk yang ajaib dan aneh.

{ وآية لهم } على القدرة العظيمة { الليل نسلخ } نفصل { منه النهار فإذا هم مظلمون } داخلون في الظلام
37. (Dan suatu tanda bagi mereka) yang menunjukkan kekuasaan Allah yang besar (adalah malam; Kami tanggalkan) Kami pisahkan (siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan) mereka memasuki kegelapan malam hari.

{ والشمس تجري } إلى آخره من جملة الآية لهم : أو آية أخرى والقمر كذلك { لمستقر لها } أي إليه لا تتجاوزه { ذلك } أي جريها { تقدير العزيز } في ملكه { العليم } بخلقه
38. (Dan matahari berjalan) ayat ini dan seterusnya merupakan bagian daripada ayat Wa-aayatul Lahum, atau merupakan ayat yang menyendiri, yakni tidak terikat oleh ayat sebelumnya demikian pula ayat Wal Qamara, pada ayat selanjutnya (di tempat peredarannya) tidak akan menyimpang dari garis edarnya. (Demikianlah) beredarnya matahari itu (ketetapan Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.

{ والقمر } بالرفع والنصب وهو منصوب بفعل يفسره ما بعده { قدرناه } من حيث سيره { منازل } ثمانية وعشرين منزلا في ثمان وعشرين ليلة من كل شهر ويستتر ليلتين إن كان الشهر ثلاثين يوما وليلة إن كان تسعة وعشرين يوما { حتى عاد } في آخر منازله في رأي العين { كالعرجون القديم } أي كعود الشماريخ إذا عتق فإنه يرق ويتقوس ويصفر
39. (Dan bagi bulan) dapat dibaca Wal Qamaru atau Wal Qamara, bila dibaca nashab yaitu Wal Qamara berarti dinashabkan oleh Fiil sesudahnya yang berfungsi menafsirkannya yaitu (telah Kami tetapkan) bagi peredarannya (manzilah-manzilah) sebanyak dua puluh delapan manzilah selama dua puluh delapan malam untuk setiap bulannya. Kemudian bersembunyi selama dua malam, jika bilangan satu bulan tiga puluh hari, dan satu malam jika bilangan satu bulan dua puluh sembilan hari (sehingga kembalilah ia) setelah sampai ke manzilah yang terakhir, menurut pandangan mata (sebagai bentuk tandan yang tua) bila sudah lanjut masanya bagaikan ketandan, lalu menipis, berbentuk sabit dan berwarna kuning.

{ لا الشمس ينبغي } يسهل ويصح { لها أن تدرك القمر } فتجتمع معه في الليل { ولا الليل سابق النهار } فلا يأتي قبل انقضائه { وكل } تنوينه عوض عن المضاف إليه من الشمس والقمر والنجوم { في فلك } مستدير { يسبحون } يسيرون نزلوا منزلة العقلاء
40. (Tidaklah mungkin bagi matahari) tidak akan terjadi (mendapatkan bulan) yaitu matahari dan bulan bersatu di malam hari (dan malam pun tidak dapat mendahului siang) malam hari tidak akan datang sebelum habis waktu siang hari. (Dan masing-masing) matahari, bulan dan bintang-bintang. Tanwin lafal Kullun ini merupakan pergantian dari Mudhaf Ilaih (pada garis edarnya) yang membundar (beredar) pada garis edarnya masing-masing. Di dalam ungkapan ini benda-benda langit diserupakan sebagai makhluk yang berakal, karenanya mereka diungkapkan dengan lafal Yasbahuuna.