Yunus (Ayat 61-80)




061. (Kamu tidak berada) hai Muhammad! (dalam suatu keadaan) dalam suatu perkara (dan tidak membaca suatu ayat) artinya mengenai perkara tersebut atau membaca dari Allah (dari Alquran) yang diturunkan oleh-Nya kepadamu (dan kamu tidak mengerjakan) khithab ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. dan umatnya (suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atas kalian) meneliti (di waktu kalian melakukan) mengerjakan (perbuatan itu) amal perbuatan itu. (Tidak luput) tidak samar (dari pengetahuan Rabbmu hal yang sebesar) seberat (zarrah) semut yang paling kecil (di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak pula yang lebih besar dari itu melainkan semua tercatat dalam kitab yang nyata) yang jelas, yaitu Lohmahfuz.

062. (Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati) di akhirat nanti.

063. (Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa) kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

064. (Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan dunia) makna ayat ini ditafsirkan oleh hadis sahih yang diketengahkan oleh Imam Hakim, bahwa berita gembira ini berupa mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang wali Allah, atau mimpi yang baik itu diperlihatkan kepadanya (dan dalam kehidupan di akhirat) mereka mendapatkan surga dan pahala. (Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat Allah) janji-janji Allah tidak akan diingkari. (Yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu (adalah kemenangan yang besar).

065. (Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka) terhadap dirimu, seperti perkataan mereka, "Engkau adalah bukan utusan Allah," dan lain sebagainya. (Sesungguhnya) huruf inna di sini merupakan pertanda isti'naf atau kalimat baru (kekuatan itu) kekuatan (adalah kepunyaan Allah seluruhnya. Dialah Yang Maha Mendengar) semua perkataan (lagi Maha Mengetahui) semua perbuatan, maka karenanya Dia membalas perbuatan mereka dan menolong kamu.

066. (Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi) sebagai hamba-Nya, milik-Nya dan sebagai makhluk-Nya. (Dan tidaklah mengikuti orang-orang yang menyeru) yang menyembah (selain daripada Allah) selain Allah, yaitu berupa berhala-berhala (berupa sekutu-sekutu) bagi-Nya secara nyata, Maha Suci Allah dari sekutu-sekutu (tidaklah) tiada lain (mereka mengikuti) dalam hal tersebut (melainkan hanya dugaan saja) mereka menduga bahwa berhala-berhala sesembahan mereka itu adalah tuhan yang dapat memberikan syafaat terhadap diri mereka (dan tidaklah) tiadalah (keadaan mereka melainkan hanya berdusta belaka) yakni berbuat dusta dalam hal tersebut.

067. (Dialah yang menjadikan malam hari bagi kalian supaya kalian beristirahat padanya dan menjadikan siang terang) diisnadkannya lafal al-ibshaar yang artinya melihat kepada lafal an-nahaar yang artinya siang hari mengandung pengertian majaz, karena seseorang dapat melihat pada siang hari. (Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda) bukti-bukti yang menunjukkan keesaan-Nya (bagi orang-orang yang mendengar) dengan pendengaran yang dibarengi dengan perasaan mengambil pelajaran dan nasihat dari apa yang didengarnya.

068. (Mereka berkata) yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang yang menduga bahwa para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah ("Allah mempunyai anak,") maka Allah berfirman kepada mereka (Maha Suci Allah) memahasucikan Allah dari tuduhan mempunyai anak (Dialah Yang Maha Kaya) tidak membutuhkan kepada seseorang pun, dan sesungguhnya orang-orang yang meminta punya anak itu adalah orang yang membutuhkannya. (Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi) sebagai milik-Nya, makhluk-Nya dan hamba-Nya (tidak) tiada (bagi kalian suatu hujah pun) bukti (tentang ini) seperti apa yang telah kalian katakan itu. (Pantaskah kalian mengatakan terhadap Allah apa yang kalian tidak ketahui?) kata tanya di sini mengandung pengertian cemoohan.

069. (Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah) dengan menisbatkan mempunyai anak kepada-Nya (tidak beruntung.") tidak bahagia.

070. Bagi mereka (kesenangan) yang sedikit atau sementara (di dunia) yang mereka bersenang-senang dengannya selama hidup mereka di dunia (kemudian kepada Kamilah mereka kembali) dengan dimatikannya mereka (kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat) sesudah mati (disebabkan kekafiran mereka).

071. (Dan bacakanlah) hai Muhammad (kepada mereka) orang-orang kafir Mekah (berita penting) cerita penting (tentang Nuh) yaitu (di waktu dia berkata kepada kaumnya, "Hai kaumku, jika terasa berat) keberatan (bagi kalian tinggal bersamaku) aku berdiam di antara kalian (dan peringatanku) nasihatku terhadap kalian (dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allahlah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusan kalian) bulatkanlah tekad kalian tentang perkara yang akan kalian lakukan terhadap diriku (bersama dengan sekutu-sekutu kalian) wawu di sini bermakna ma'a. (Kemudian janganlah keputusan kalian itu dirahasiakan) disembunyikan, akan tetapi tampakkanlah dan berterus-teranglah kepadaku tentang hal itu (lalu lakukanlah terhadap diriku) laksanakanlah apa yang telah kalian kehendaki itu (dan janganlah kalian memberi tangguh kepadaku) menangguh-nangguhkannya, karena sesungguhnya aku tidak akan mempedulikan kalian lagi.

072. (Jika kalian berpaling) dari peringatanku (aku tidak meminta upah sedikit pun daripada kalian) sebagai imbalan dan upah atas jerih payahku itu, maka berpalinglah kalian (tiada lain) tidak lain (upahku) pahalaku (hanyalah dari Allah belaka dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri) kepada-Nya.

073. (Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera) perahu (dan Kami jadikan mereka itu) orang-orang yang bersama dengan Nabi Nuh (pemegang kekuasaan) di muka bumi (dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami) dengan banjir besar (Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu) yaitu dengan binasanya mereka; maka demikian pula Kami akan berlaku sama terhadap orang yang mendustakan rasul.

074. (Kemudian sesudahnya Kami utus) yakni sesudah Nabi Nuh (beberapa rasul kepada kaum mereka) seperti Nabi Ibrahim, Nabi Hud dan Nabi Saleh (maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata), yakni mukjizat-mukjizat (tetapi mereka tidak hendak beriman karena mereka dahulu telah biasa mendustakannya) sebelum rasul-rasul diutus kepada mereka. (Demikianlah Kami mengunci mati) menutup rapat-rapat (hati orang-orang yang melampaui batas) sehingga hati mereka tidak mau menerima iman, seperti Kami mengunci mati hati mereka yang melampaui batas.

075. (Kemudian sesudah rasul-rasul itu, Kami utus Musa dan Harun kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya) kaumnya Firaun (dengan membawa ayat-ayat Kami) yang berjumlah sembilan buah ayat (maka mereka menyombongkan diri) tidak mau beriman kepadanya (dan mereka adalah orang-orang yang berdosa).

076. (Dan tatkala telah datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata, "Sesungguhnya ini adalah sihir yang nyata.") jelas dan gamblang.

077. (Musa berkata, "Apakah kalian mengatakan terhadap kebenaran waktu ia datang kepada kalian) sesungguhnya adalah sihir (sihirkah ini?) padahal sungguh telah mendapat kemenangan orang yang mendatangkannya dan kalahlah sihir yang dilakukan oleh para ahli tenung (dan sungguh ahli sihir itu tidaklah mendapat kemenangan.") kedua kata tanya yang terdapat di dalam ayat ini mengandung makna ingkar.

078. (Mereka berkata, "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami) untuk membuat kami murtad (dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan) kerajaan (di muka bumi?) yang dimaksud adalah negeri Mesir (Kami tidak akan mempercayai kamu berdua.") tidak mau beriman.

079. (Firaun berkata, "Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai.") yang mahir di dalam ilmu sihir.

080. (Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka,) sesudah mereka mengatakan kepadanya, "Kamukah yang akan melemparkan terlebih dahulu ataukah kami yang akan melemparkan?" (Al-A`raf 115) ("Lemparkanlah apa yang hendak kalian lemparkan.")