Kitab Washoya
ADAB MAJELIS DAN KULIAH
Wahai anakku, bila kamu melewati sekelompok orang, ucapkanlah salam kepada mereka dengan ucapan salam yang sesuai dengan sunnah Rasul, yaitu:“Assalamu’alaikum“ (semoga keselamatan dicurahkan pada kalian). Dan jangan engkau ganti ucapan salam itu dengan salam yang tidak ada tuntutan dari Rasulullah saw. Janganlah engkau memasuki ruangan kecuali setelah meminta izin. Mungkin mereka yang dalam ruangan sedang membicarakan suatu perkara yang tidak boleh di dengar orang lain selain mereka. Jauhui pula olehmu sifat kekanak-kanakan, karena sifat itu sangat mempengaruhi wibawa, sekalipun yang melakukannya adalah orang yang terpandang saat itu.
Wahai anakku, berkacalah pada dirimu sendiri bila engkau melakukan sesuatu yang engkau tidak suka perbuatanmu itu diketahui orang selain dirimu, kemudian ada seseorang yang tidak engkau kehendaki memasuki kamarmu dan melihat apa yang kau lakukan. Bukanlah engkau merasa kesal dan engkau menghedaki orang tersebut pergi? Seperti itulah perasaan sekelompok orang yang sedang mengadakan pertemuan, bila engkau masuk tanpa izin sebelumnya, dan tentu merekapun tidak menyukai kehadiranmu ketengah-tengah mereka.
Wahai anakku, bila engkau diundang menghadiri suatu majelis (pertemuan), sedang engkau termasuk orang yang berusia muda diantara yang hadir, jangan engkau duduk sebelum engkau dipersilahkan. Bila engkau duduk, janganlah mendesak orang yang lebih dahulu duduk, atau janga sekali-kali mengusir seseorang dari tempatnya, kecuali dia mempersilahkanmu menepati kursinya. Bila engkau duduk disuatu tempat, kemudian datang orang yang lebih patut menepatinya, persilahkanlah dengan sopan untuk menduduki tempat tersebut. Bila semua itu engkau lakukan dengan i’tikat yang baik dan penuh keihlasan, maka kemuliaanmu di mata masyarakat akan bertambah.
Wahai anakku, bila engkau berada dalam suatu pertemuan, jangan engkau mendahului membuka pembicaraan dengan orang yang lebih utama darimu. Bila engkau berbicara, hendaklah hanya yang haq dan jangan engkau melebih-lebihkan pembicaraan. Sanggahlah perkataan orang lain dengan adab yang baik. Hindarilah tertawa terbahak-bahak dalam ruang pertemuan, karena hal itu termasuk adab yang rendah dan perbuatan yang hina dalam pandangan orang. Dan banyak tertawa itu dapat menghilangkan kemuliaan, dan menyebabkan hati orang yang mendengar bosan terhadapmu.
Wahai anakku, janganlah engkau berteman, kecuali dengan orang yang wara’(dalam ilmunya), orang yang mulia, orang yang ‘iffah (menjaga diri dari sesuatu yang haram) dan yang sempurna akhlaqnya. Jangan berteman dengan pengumpat dan pengadu domba atau dengan orang-orang fasik dan orang-orang yang berebihan dalam ucapan dan perbuatan. Jauhi olehmu berteman dengan orang-orang yang berakhlaq rendah, suka mengada-ngada, munafik dan sejenisnyab, sebab akhlaq yang rendah akan berpengaruh terhadap orang lain seperti api yang membakar kayu sedikit-sedikit sampai akhirnya habis (akhlak yang tercelapun sedikit demi sedikit akan mempengaruhi untuk kemudian memusnahkan akhlak mulia).